Friday, December 17, 2010


" Flabi, aku telah membunuhnya.... " mendengar ucapan itu keluar dari mulut Awiya, Flabi pun tak bisa berkata apa-apa.
" Kamu pasti kaget mendengar pernyataan ku ini ya Flabi ?? meskipun begitu, aku masih sama kok seperti dahulu..aku tidak berubah menjadi orang jahat dan psycho.........tapi ini memang murni pilihanku sendiri " Flabi pun harus mengatur emosinya terlebih dulu agar dia dapat menyusun kata2 yang baik untuk Awiya.
" Kenapa kau bunuh 'pendamping' mu Awiya ??kau kan tau itu adalah salah satu kewajiban dari Sang Pencipta !! " masih tersisa rasa emosi yang keluar dari suara Flabi. Awiya pun menjelaskan bahwa dia sudah jenuh dengan 'pendamping' nya. Dia capek dan kesal setiap pergi sekolah, dimana sekolah tersebut adalah sekolah umum yang mengharuskan dia bergaul dengan orang2 yang tidak di wajibkan membawa 'pendamping' nya, Awiya selalu di cemooh bahkan oleh gurunya sendiri. Memang tidak secara frontal orang2 disekitarnya menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap 'pendamping' Awiya, tapi sikap2 mereka sudah cukup terlihat, bahkan dengan kacamata orang awam.
" Aku pun pernah merasakan hal itu Awiya, ingin rasa nya aku membunuh 'dia' karena sering ditolak bekerja oleh orang2 hanya karena mereka melihat ku membawa 'nya' bahkan ada yang secara terang2an menyuruhku membunuh 'dia', tapi Sang Pencipta selalu datang menolongku, karena Dia tahu ak berusaha mempertahankan 'nya' "
" Kau harusnya lebih kuat lagi Awiya"
" Kau tak mengerti perasaanku Flabi, kau tidak berada di posisiku..bagaimana mereka begitu kelihatan sekali membenci ku..bagaimana bisa aku tahan dengan situasi yang seperti itu.. "
Flabi berusaha menenangkan Awiya dan waktu harus memisahkan mereka. Sepanjang perjalanan Flabi merenungkan kejadian tersebut. Sungguh sayang sekali Awiya tidak bisa bertahan melawan lingkungan sekitar nya untuk mempertahankan 'pendamping' nya.

Flabi pun menceritakan semua percakapannya dengan Awiya kepadaku, dan reaksi ku kurang lebih sama dengannya. Diam seribu bahasa tak tahu harus berbicara apa. Aku sangat menyayangkan dengan keputusan Awiya, dan aku pun tak dapat ikut merasakan apa yang dia rasakan. Belum genap setahun usia 'pendamping' ku, usia dimana semangat masih menggebu-gebu memiliki 'pendamping' dan juga aku tak memiliki aral melintang yang cukup berat jika dibandingkan dengan Flabi terlebih Awiya, karena mendapatkan tekanan dari luar yang berat sampai dia tega membunuh 'pendamping' nya. Semoga Sang Pencipta memberikan hidayah kembali kepada Awiya untuk menghidupkan lagi 'pendamping' nya.

1 comment:

Anonymous said...

InsyaAllah sedang menuju kesitu ly hehehe...bangkit dari kubur ahahahh