Friday, January 17, 2014

Rindu Berada Bersama Mereka (part 2)

Lately I've got the urge to write, write and write, so I just keep writing them here in my blog. 

Benar kata pepatah, "Dekat dengan penjual parfum akan terkena wangi harumnya, dan dekat dengan ahli besi akan terkena bau besi" atau kurang lebih seperti itu.  Karena aku tipe orang yang 'manut' bukan seseorang yang membuat pengaru, maka aku sangat beruntung diberi kesempatan berada di tengah2 lingkungan yang islami.  Teman2 seumuranku yang selalu ingat sholat, dimana pun kami berada.  Mau gak mau aku pun tertular kebaikan itu.  Aku yang dulu sangat menggampangkan sholat, "Ah, ntar kan bisa dijamak" itu yang aku pikirkan jika sedang pergi jalan2 ke mall, dsb dan aku hanya menganggap hanya sholat maghrib yang penting.  Aku merasa sangat nyaman berada di tengah2 mereka, merasa selalu ada yang mengingatkan.  Lain halnya sewaktu aku berada di tengah teman2 seumuranku yang berbeda tipe pemikiran and I was very sad at that time, cause I couldn't at least mengajak mereka, malah aku sendiri yang sungkan.  Ya Allah, aku berada di apartemenku sendiri tapi jangankan aku mengajak mereka untuk sholat, aku sendiri merasa sungkan untuk melaksanakan perintahMu yang paling utama.  Hal ini benar2 yang harus aku ubah dari diriku.  Tak lagi merasa tak enak hati jika menyangkut masalah yang satu ini, SHOLAT.

Mungkin salah satu alasan aku mengenakan hijab sampai sekarang (Alhamdulillah, semoga sampai akhir hayat) adalah karena pengaruh berada di lingkungan teman2 yang kebanyakan memakai jilbab.  Mulai dari pertanyaan "kapan pake jilbab?"; "kok gak pake jilbab?" yang pada awalnya aku jengah mendengarnya sampai mati rasa dan dari cuek sampai timbul rasa sungkan, karena aku merasa hanya aku yang gak pake jilbab di setiap pengajian.  Karena alasannya adalah aku tidak suka melihat orang yang datang di tiap pengajian berjilbab dan tampak alim bersahaja tapi begitu di luar pengajian berubah 180 derajat.  Padahal kalo dipikir pikir justru aku lah yang paling parah, paling tidak mereka yang sudah aku judge sedemikian rupa dapat menghargai pengajian dengan memakai jilbab, sedangkan aku tidak.  Akhirnya Allah lagi2 sangat sayang padaku, latah untuk hal2 seperti ini kayaknya hukumnya wajib, asalkan nanti lama2 tidak lagi mengerjakannya hanya karena sekedar latah.

Mungkin ini yang disebut ukhuwah islamiyah, menyayangi karena Allah, berteman karena Allah.  Dulu istilah2 seperti ini kupandang sebelah mata, emang gimana caranya: menyayangi karena Allah, berteman karena Allah?? ya kalo menyayangi ya karena orangnya sayang ama kita juga dan kalo berteman ya karena anaknya asik dan nyambung aja ama kita.  Sekarang aku mulai mengerti maknanya dan Alhamdulillah menjadi bagian di dalamnya InsyaAllah.  Dulu suka iri melihat teman2 yang beda persepsi tersebut sering 'have fun go mad', berbeda dengan yang aku rasakan setiap kali beda jalur dengan teman2 yang lain, selalu ada rasa "aduh, takut ketahuan si fulan" "ah, ntar kena ceramah nih kalo ketahuan"  Padahal aku bebas melakukannya, toh cuek aja.  Emangnya siapa dia, kakak kandung bukan, orang tua bukan.  Inilah salah satu kebaikan Allah kepadaku, Dia masih menanamkan rasa sungkan, takut jika aku ketahuan keluar jalur.  Yang parah kalo udah 'masa bodoh'  Bukan berarti kita tidak bisa bersenang senang.  We could also have fun, but we didn't go mad =)


No comments: